Author: Angga jawir
•18.38
Bursa kue subuh Pasar Senen merupakan salah satu alternatif untuk kita Berbelanja kue, apakah itu untuk di jual ataupun di konsumsi sendiri, selain nasi kapau nya yang terkenal dan tempat penjualan pakaian bekas dan aksesoris yg murah, untuk makanan kecil nya pun bisa di dapatkan di Bursa kue subuh Senen.

Jalanan masih sangat lengang, tapi kesibukan dan hiruk pikuk pasar sudah terlihat, Pasar yang mulai beroprasi mulai pukul 21:00 - 07 WIB ini memang selalu ramai akan pengunjung dan pada hari raya Idul Fitri atau natal jumlah pengunjung bisa melonjak 2 kali lipat. Pengunjung mulai dari pembeli eceran hingga para pedangang kue yang akan menjual kembali kue-kue tersebut. Para pedangang disini mengaku pembeli tidak hanya datang dari kota Jakarta saja, tetapi juga dari Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok.

Lapak-lapak yang rapih dengan tampilan kue-kue yang menarik memudahkan pembeli untuk memilih, ada kue yang di jual per potong, per loyang, per toples dan pertampa. Untuk kue yang di dalam tampa di sebut tampa hias, karena kue-kue yang cantik di susun di dalam tanpa dan di bungkus dengan pelastik bening yang bermotif sehingga tampilannya sangat cantik, cocok di bawa ke acara-acara keluarga atau untuk hantara ke rumah calon mertua. Untuk kue yang akan di susun ke dalam tampa kita bisa memilih sendiri kue mana yang kita mau.


Biasanya para pedangang akan menyapa kita dan mempersilahkan kita untuk mencicipi kue-kue yang di jual sebelum kita membeli. Banyak sekali jenis kue yang di tawarkan di sini dari mulai kue-kue yang basah sampai kue yang kering, dari mulai yang mahal sampai yang murah.

Harga yang di tawarkan di jamin terjangkau oleh pengunjung, untuk satu potong kue-kue kecil biasanya harga berkisar antara 500 - 800 rupiah, untuk kue cake Ulang tahun harga nya cukup 50 - 100 ribu Rupiah, dan untuk kue kering harga 15 - 25 ribu per toples.

Bursa Kue Subuh Senen yang mulai ber operasi sejak tahun tujuh puluhan ini merupakan realisasi dari pemerintah daerah Jakarta untuk menertibkan pedagang kaki lima yang sebelumnya berpencar tidak teratur, dan upaya ini cukup berhasil. Setelah pukul tujuh pagi lokasi pasar ini akan bermetamorfosis menjadi pusat penjaja kain. Jadi jika ingin berkungjung ke pasar kue ini sebaiknya di lakukan di subuh hari. Untuk pengunjung yang mengendarai mobil atau motor jangan kuatir, pengelola pasar senen menyediakan fasilitas parkir untuk kendaraan.

Yang paling mengasikan dari bursa kue ini, kita boleh mencicipi kue tersebut tanpa takut kita di wajibkan untuk membelinya nanti hexhexhex.
Author: Angga jawir
•20.36
Kimono (secara harafiah: "sesuatu yang dikenakan seseorang," atau "pakaian") adalah pakaian nasional jepang. Bagi orang Jepang, kimono lebih dikenal dengan sebutan Wafuku ( ecara harafiah: "pakaian Jepang") atau Gofuku (secara harafiah: "pakaian dari zaman Go di Tiongkok") untuk membedakannya dengan pakaian barat (Yofuku). Kimono yang dikenal sekarang ini berbentuk seperti huruf "T," berupa mantel berkerah yang panjangnya sampai ke pergelangan kaki. Kimono untuk pria terdiri dari setelan atas-bawah, sedangkan kimono untuk wanita berbentuk baju terusan.

Cara memakai kimono dalam bahasa Jepangnya disebut Kitsuke. Peraturan dalam memakai kimono sangatlah terinci, mulai dari jenis-jenis kimono yang sesuai dengan acaranya, hingga aksesori yang sesuai dengan jenis kimono tertentu. Belajar mengenakan kimono juga bukan hal yang mudah, sehingga di Jepang banyak terdapat tempat kursus untuk belajar pakai kimono. Di toko-toko juga banyak dijual alat-alat bantu yang memudahkan orang memakai kimono. Walaupun sebetulnya kimono dapat dikenakan sendiri tanpa bantuan orang lain, kebanyakan wanita Jepang masih harus dibantu orang yang profesional sewaktu mengenakan kimono.

Nilai jual Kimono kembali

Ukuran kimono dapat disesuaikan dengan ukuran badan si pemilik, sehingga sering kimono yang dijahit dari bahan kain berkualitas dijadikan barang warisan keluarga. Kimono bekas pakai juga masih mempunyai nilai jual tinggi. Di Jepang bisa dijumpai toko-toko yang menjual kimono bekas pakai. Pada Perang Dunia II, sewaktu penduduk kota kekurangan pangan, kimono pernah digunakan sebagai alat bayar untuk membeli bahan makanan dan bumbu dapur seperti beras, telur, miso, dan gula.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kimono